Abdul Kahar Muzakkir
Sahabat
ASBAL yang dicintaI Alloh. Di bulan ke-9 ini, kita akan belajar bersama salah
satu pahlawan nasional yang merupakan anggota dari “Panitia Sembilan”. 9
pahlawan hebat ini, berkumpul dan berunding tentang rancangan dasar negara kita
loh. Wow hebat kan. Kesembilan satria Indonesia anggota Panitia Sembilan ini
diantaranya, ada Bapak Proklamator Ir. Soekarno, Bapak Koperasi Indonesia Drs.
Mohammad Hatta, sang pelopor Sumpah Pemuda
Mr. Mohammad Yamin, salah satu penyusun naskah proklamasi Mr. Achmad
Soebardjo, sang Kiai muda nasionalis KH. Wahid Hasyim, pemimpin Sarekat Islam
Abikoesno Tjokrosoejoso, H. Agus Salim, Mr. Alexander Andries Maramis, dan
Abdul Kahar Muzakkir.
Sahabat
tau tidak, siapa sih Abdul Kahar Muzakkir? Oke, Mari kita pelajari patriot
hebat yang satu ini.
Lahir di Yogyakarta tahun 1907, putra pedagang terkenal H. Muzakkir. Ketika
muda ia sangat patuh dalam hal beribadah kepada Alloh, Suka membaca, dan tekun
belajar. Dengan bekal agama dan ilmu yang ia miliki, Abdul Kahar Muzakkir
sangat aktif di banyak organisasi dan rajin menulis artikel di koran-koran.
Takdir
Alloh, di tahun 1945 Abdul Kahar Muzakkir terpilih dan mendapat amanah sebagai
anggota Badan Penyelidik Usaha Persiapan Kemerdeka’an Indonesia (Dokuritsu
Junby Cosakai) atau disingkat BPUPKI. Yang diketuai oleh Radjiman
Widyodiningrat dengan anggota sekitar 63 orang. Musyawaroh terus dilakukan
untuk persiapan merdekanya Indonesia. Dan ditindak lanjuti dengan pembentukan
Panitia sembilan. Sembilan satria pilahan Alloh ini berjuang untuk membahas dan
mematangkan Dasar Negara dan Undang-Undang Dasar Negara kita.
Demi ingin
mengembangkan kualitas pendidikan masyarakat Indonesia khususnya yang beragama
Islam, Abdul Kahar Muzakkir berhasil mendirikan perguruan tinggi Islam Loh.
Yang kini dikenal dengan “Universitas Islam Indonesia”. Abdul Kahar Muzakkir
bersama dengan Drs. Moh. Hatta, KH. Abdul Wahid Hasyim, Moh. Natsir, dan
Moh. Roem memunyai azzam semoga dengan adanya perguruan tinggi ini bisa
mengembangan masyarakat pribumi yang bercorak nasionalis dan Islamis yang
menjadi tumpuan harapan anak bangsa.
Sahabat
ASBAL yang dirohmati Alloh, pahlawan kita yang berasal dari kota gudeg
ini wafat pada tanggal 2 Desember 1937. Banyak hikmah dan pelajaran yang
bisa kita ambil. Sifat tekun dan giat dalam beribadah, belajar, membaca, dan
aktif di banyak organisasi. Dengan tekun beribadah, kita akan semakin disayang
Alloh. Dengan banyak belajar dan membaca, semakin banyak ilmu dan pengetahuan
yang kita terima. Insya Alloh. Sampai ketemu lagi sahabat ASBAL.
0 komentar :
Posting Komentar