I Gusti
Ketut Jelantik
HALLO
Sahabat ASBAL.. senang bisa berjumpa lagi.. di bulan April ini kita akan
membahas salah satu pahlawan dari daerah yang terkenal dengan sebutan Pulau
Dewata atau pantainya yang luar biasa indah.. kota dengan seribu pura ini menyimpan
banyak hal loh sahabat ASBAL, mulai dari adat, budaya, dan alam yang sangat
indah. Juga penduduknya yang sangat terkenal pemberani dalam mempertahankan
tanah tempatnya tinggal, salah satunya I Gusti Ketut Jelantik. Pahlawan ini
terkenal sebagai lelaki gagah berani dan tangguh dalam menghadapi para penjajah
ketika mencoba merebut daerah yang ia tempati.
Sekitar
dua abad yang lalu, di bagian utara pulau Bali berdiri keraja’an Buleleng, yang
ketika itu I Gusti Ketut Jelantik menjabat sabagai patihnya sekitar tahun 1829.
Peperangan antara keraja’an Buleleng dengan kolonial belanda dimulai karena
tindakan menolak patih I Gusti Ketut Jelantik untuk mengganti kerugian kapal
yang dirampas keraja’an Buleleng, padahal sudah menjadi peraturan apabila ada
kapal yang terdampar di pantai daerah milik keraja’an, maka menjadi hak milik
keraja’an.
Pihak
Belanda pun meminta untuk mengembalikan kapal-kapal yang telah ditawan dan
mengakui kedaulatan Belanda di Hindia Belanda. Dengan garang patih I Gusti
Ketut Jelantik menghunuskan kerisnya lalu menusuk kertas perjanjian dan
mengatakan “Tidak bisa menguasai negeri orang lain hanya dengan sehelai
kertas saja, tetapi harus diselesaikan di atas ujung keris. Hai kau si mata
putih (utusan Belanda) yang biadab, sampaikan pesanku kepada pimpinanmu di
Betawi agar segera menyerang Den Bukit (Bali Utara).”
Pertempuran
yang hebat terjadi yang akhirnya Keraja’an Buleleng ditaklukan Belanda. Raja
Buleleng dan Patih I Gusti Ketut Jelantik mengajak pasukan mundur untuk
memperkuat kekuatan. Dengan dibantu dari keraja’an sekitar peperangan kedua
dimenangkan oleh pasukan I Gusti Ketut Jelantik. Dengan gagah berani ia
memimpin para pasukan mengalahkan Belanda.
Kekalahan
Belanda membuatnya semakin marah, Belanda mengirim expedisi bantuan dengan
kapal-kapal besar yang dilengkapi dengan meriam. Tembakan bom meriam terus di
arahkan ke pasukan I Gusti Ketut Jelantik, hingga banyak yang gugur. Serangan
terus dilakukan Bleanda hingga pada akhirnya I Gusti Ketut Jelantik pun gugur
tahun 1849.
I
Gusti Ketut Jelantik merupakan sosok pemimpin yang gagah, berani, tangguh dan
tidak mudah terpengaruh. Jadi ketika besok Sahabat ASBAL ditakdirkan menjadi
seorang pemimpin jadilah pemimpin yang baik, pemberani, dan jangan mudah
terpengaruh ya.. inysaAlloh.. sampai jumpa di ASBAL bulan depan God Bless You..
0 komentar :
Posting Komentar