Kamis, 29 September 2016

I Gusti Ketut Jelantik



I Gusti Ketut Jelantik
HALLO Sahabat ASBAL.. senang bisa berjumpa lagi.. di bulan April ini kita akan membahas salah satu pahlawan dari daerah yang terkenal dengan sebutan Pulau Dewata atau pantainya yang luar biasa indah.. kota dengan seribu pura ini menyimpan banyak hal loh sahabat ASBAL, mulai dari adat, budaya, dan alam yang sangat indah. Juga penduduknya yang sangat terkenal pemberani dalam mempertahankan tanah tempatnya tinggal, salah satunya I Gusti Ketut Jelantik. Pahlawan ini terkenal sebagai lelaki gagah berani dan tangguh dalam menghadapi para penjajah ketika mencoba merebut daerah yang ia tempati.
Sekitar dua abad yang lalu, di bagian utara pulau Bali berdiri keraja’an Buleleng, yang ketika itu I Gusti Ketut Jelantik menjabat sabagai patihnya sekitar tahun 1829. Peperangan antara keraja’an Buleleng dengan kolonial belanda dimulai karena tindakan menolak patih I Gusti Ketut Jelantik untuk mengganti kerugian kapal yang dirampas keraja’an Buleleng, padahal sudah menjadi peraturan apabila ada kapal yang terdampar di pantai daerah milik keraja’an, maka menjadi hak milik keraja’an.
Pihak Belanda pun meminta untuk mengembalikan kapal-kapal yang telah ditawan dan mengakui kedaulatan Belanda di Hindia Belanda. Dengan garang patih I Gusti Ketut Jelantik menghunuskan kerisnya lalu menusuk kertas perjanjian dan mengatakan “Tidak bisa menguasai negeri orang lain hanya dengan sehelai kertas saja, tetapi harus diselesaikan di atas ujung keris. Hai kau si mata putih (utusan Belanda) yang biadab, sampaikan pesanku kepada pimpinanmu di Betawi agar segera menyerang Den Bukit (Bali Utara).
Pertempuran yang hebat terjadi yang akhirnya Keraja’an Buleleng ditaklukan Belanda. Raja Buleleng dan Patih I Gusti Ketut Jelantik mengajak pasukan mundur untuk memperkuat kekuatan. Dengan dibantu dari keraja’an sekitar peperangan kedua dimenangkan oleh pasukan I Gusti Ketut Jelantik. Dengan gagah berani ia memimpin para pasukan mengalahkan Belanda.
Kekalahan Belanda membuatnya semakin marah, Belanda mengirim expedisi bantuan dengan kapal-kapal besar yang dilengkapi dengan meriam. Tembakan bom meriam terus di arahkan ke pasukan I Gusti Ketut Jelantik, hingga banyak yang gugur. Serangan terus dilakukan Bleanda hingga pada akhirnya I Gusti Ketut Jelantik pun gugur tahun 1849.
I Gusti Ketut Jelantik merupakan sosok pemimpin yang gagah, berani, tangguh dan tidak mudah terpengaruh. Jadi ketika besok Sahabat ASBAL ditakdirkan menjadi seorang pemimpin jadilah pemimpin yang baik, pemberani, dan jangan mudah terpengaruh ya.. inysaAlloh.. sampai jumpa di ASBAL bulan depan God Bless You..

0 komentar :

Posting Komentar