JANGAN
DUDUK DI ATAS KUBURAN.
لَأَنْ
يَجْلِسَ أَحَدُكُمْ عَلَى جَمْرَةٍوَتَحْرِقَثِيَابَهُ,حَتَّى تُفْضِىَ إِلَى
جِلْدِهِ خَيْرٌلَهُ مِنْ أَنْ يَجْلِسَ عَلَى قَبْرٍ.
Seseorang di antara kalian duduk di atas bara
api hingga bara api itu membakar pakaiannya dan sampai pada kulitnya, hal ini
lebih baik baginya daripada duduk di atas kuburan.
Pemahaman Hadis
La ayyajlisa ahadukum. Artinya, seseorang di antara
kalian duduk. Nabi Muhammad saw. sudah memberikan teladan bagi
kita, mulai dari cara berfikir, pola makan dan minum hingga
pakulinan kita sehari-hari, termasuk bagaimana adab duduk
yang baik.
Wa tahriqo tsiyâbahu, hattâtufdliya ilâ jidihî. Artinya, dan membakar pakaiannya hingga
kepada kulitnya. Betapa panas api yang membakar dari pakaian hingga menembus
kulit. Terkadang ketika kita terkena panas sinar matahari kita sudah mengeluh.
Apalagi bara api yang membakar hingga menembus kulit kita sakit luar biasa
pastinya.
Khoirullahu min aiyyajlisa ‘alâ qobrin. Artinya, lebih baik baginya dari pada duduk di atas kuburan. dari arti
di atas, sudah dapat kita pahami bahwa tindakan duduk diatas kuburan itu tidak
baik. Rosululloh pun melarang tindakan tersebut, termasuk solat kepada kuburan.
kadang tindakan konyol lain pun dilakukan, seperti meminta-minta dengan memberikan
sesajen di kuburan. itu semua merupakan perbuatan yang dilarang oleh Nabi Muhammad
saw.
Ar-Risalatul
Luthfiyyah
Sebagai umat Rosululloh pastinya kita memiliki kepribadian budi pekerti
yang luhur, karena Nabi Muhammad saw. diutus di dunia ini untuk menyempurnakan
ahklak. Tolok ukur akhlak yang baik sesuai dengan al-Qur’an dan hadis.
Pengetahuan yang minim akibat kurangnya membaca atau tidak begitu suka
dengan majlis ta’lim sering membuat kita tidak mengerti hukum yang dilakukan, bagaimana akibat yang akan
ditimbulakan. Salah satunya duduk di atas kuburan. makna yang terkandung dalam hadis
ini menekankan larangan agar tidak duduk di atas kuburan. Nabi
mengumpamakan duduk di atas kuburan sama
saja dengan duduk di atas bara api yang membakar pakiannya hingga menembus
kulitnya. Bahkan Imam Nawawi dalam bukunnya Riyadhus Solihin mengharamkan
duduk di atas kuburan.
Kuburan
bagi beberapa orang dianggap sebagai sesuatu yang keramat bahkan ada yang
menggunakannya untuk tempat pesugihan atau sebagai tempat ibadah dan disembah.
Padahal percaya selain kepada Alloh termasuk percaya kepada kuburan merupakan
perbuatan yang syirik. Pada umumnya kuburan merupakan tempat dimana mayit
dikuburkan. Setelah manusia hidup di alam dunia maka ia akan mati dan tempatnya
di kubur.
Ketika
kita duduk di atas kuburan, sungguh tidak pantas, karena itu
merupakan tempat orang yang sudah meninggal. Bisa dianggap tidak sopan dan
tidak menghormati. Sebagai muslim mukmin yang baik, hendaknya kita jaga
kesopanan kita dan rasa hormat kepada saudara kita baik lingkup keluarga,
saudara sesama muslim atau sesama bani Adam. Lebih-lebih saudara kita sesama
muslim. Sungguh tidak pantas duduk di atas saudara
kita. Seperti halnya duduk di atas kuburan
orang lain. Rosululloh saw. telah memberikan teladan bagi kita di berbagai
aspek kehidupan, salah satunya adab duduk.
Anak-anak muslim penting untuk diajari bagaimana
sikap yang baik ketika berhubungan dengan orang lain, termasuk kesopanan, tata
karma, dan rasa saling menghormati. Terkadang orang lupa, karena merasa dirinya
sudah benar lupa dengan yang lain. Menyepelekan yang lain. Hingga hilang rasa
saling menghormati dan menjaga kesopanan terhadap sesama. Yang terjadi adalah
perpecahan dan tidak adanya kerukunan, akibat hilangnya rasa kesopanan dan rasa
saling menghormati.
Nabi Muhammad saw. Sosok yang mulia,
dalam menjaga kesopanan beliau merupakan teladan bagi kita. Seperti contoh,
meski nabi selalu di hina oleh orang tua yahudi
buta yang berada di pojok jalan dekat rumahnya. Nabi tetap memberinya
makan dan menyuapinya dengan penuh kasih sayang, tanpa tahu orang tua yahudi
buta itu, bahwa yang menyuapinya adalah Nabi. Sungguh mulia akhlak Nabi. Beliau
sangat menghormati orang tua buta yahudi tersebut dan menjaga kesopanan, agar
orang tersebut tetap nyaman ketika disuapi Nabi.
Hendaknya
ketika berziarah atau berkunjung ke kuburan, kita jadikan sebagai pelajaran hidup
atau perbaikan ruhani kita. Agar kita semakin ingat mati dan takut kepada
Alloh. Banyak hikmah yang bisa kita ambil, diantaranya ingat pada
kematian dan akhirot agar kita semakin siap dalam memersiapkan diri ketika ajal
menjemput. Kebaiakan do’a yang kita kirimkan untuk keluarga yang di kubur insyaAlloh akan kembali kepada kita. Apa yang
sudah kita siapkan untuk bekal kita ketika ajal menjemput. Hanya amal kita yang
menemani kita ketika mati. Kita jaga sikap dan adab kita ketika berada di
kuburan.
dengan mengikuti sunnah Nabi.
Hadis ini diriwayatkan oleh Im am Ahmad dalam kitab
mukhtârul ahâdis, bab Huruf Lam, halaman 111,
hadis nomor 15. Dalam kitab ittihaful
khoirotil mahiroh, bab Kitabul Masajid, juz 2, halaman 513,hadis nomor
2007/3.
0 komentar :
Posting Komentar