Kamis, 29 September 2016

JANGAN DUDUK DI ATAS KUBURAN.



JANGAN DUDUK DI ATAS KUBURAN.
لَأَنْ يَجْلِسَ أَحَدُكُمْ عَلَى جَمْرَةٍوَتَحْرِقَثِيَابَهُ,حَتَّى تُفْضِىَ إِلَى جِلْدِهِ خَيْرٌلَهُ مِنْ أَنْ يَجْلِسَ عَلَى قَبْرٍ.
Seseorang di antara kalian duduk di atas bara api hingga bara api itu membakar pakaiannya dan sampai pada kulitnya, hal ini lebih baik baginya daripada duduk di atas kuburan.

Pemahaman Hadis
La ayyajlisa ahadukum.  Artinya, seseorang di antara kalian duduk. Nabi Muhammad saw. sudah memberikan teladan  bagi kita, mulai dari cara berfikir, pola makan dan minum hingga pakulinan kita sehari-hari, termasuk bagaimana adab duduk yang baik.
Wa tahriqo tsiyâbahu, hattâtufdliya ilâ jidihî. Artinya, dan membakar pakaiannya hingga kepada kulitnya. Betapa panas api yang membakar dari pakaian hingga menembus kulit. Terkadang ketika kita terkena panas sinar matahari kita sudah mengeluh. Apalagi bara api yang membakar hingga menembus kulit kita sakit luar biasa pastinya.
Khoirullahu min aiyyajlisa ‘alâ qobrin. Artinya, lebih baik baginya dari pada duduk di atas kuburan. dari arti di atas, sudah dapat kita pahami bahwa tindakan duduk diatas kuburan itu tidak baik. Rosululloh pun melarang tindakan tersebut, termasuk solat kepada kuburan. kadang tindakan konyol lain pun dilakukan, seperti meminta-minta dengan memberikan sesajen di kuburan. itu semua merupakan perbuatan yang dilarang oleh Nabi Muhammad saw.
Ar-Risalatul Luthfiyyah
Sebagai umat Rosululloh pastinya kita memiliki kepribadian budi pekerti yang luhur, karena Nabi Muhammad saw. diutus di dunia ini untuk menyempurnakan ahklak. Tolok ukur akhlak yang baik sesuai dengan al-Qur’an dan hadis.
Pengetahuan yang minim akibat kurangnya membaca atau tidak begitu suka dengan majlis ta’lim sering membuat kita tidak mengerti hukum yang  dilakukan, bagaimana akibat yang akan ditimbulakan. Salah satunya duduk di atas kuburan. makna yang terkandung dalam hadis ini menekankan larangan agar tidak duduk di atas kuburan. Nabi mengumpamakan  duduk di atas kuburan sama saja dengan duduk di atas bara api yang membakar pakiannya hingga menembus kulitnya. Bahkan Imam Nawawi dalam bukunnya Riyadhus Solihin mengharamkan duduk di atas kuburan.
Kuburan bagi beberapa orang dianggap sebagai sesuatu yang keramat bahkan ada yang menggunakannya untuk tempat pesugihan atau sebagai tempat ibadah dan disembah. Padahal percaya selain kepada Alloh termasuk percaya kepada kuburan merupakan perbuatan yang syirik. Pada umumnya kuburan merupakan tempat dimana mayit dikuburkan. Setelah manusia hidup di alam dunia maka ia akan mati dan tempatnya di kubur.
Ketika kita duduk di atas kuburan, sungguh tidak pantas, karena itu merupakan tempat orang yang sudah meninggal. Bisa dianggap tidak sopan dan tidak menghormati. Sebagai muslim mukmin yang baik, hendaknya kita jaga kesopanan kita dan rasa hormat kepada saudara kita baik lingkup keluarga, saudara sesama muslim atau sesama bani Adam. Lebih-lebih saudara kita sesama muslim. Sungguh tidak pantas duduk di atas saudara kita. Seperti halnya duduk di atas kuburan orang lain. Rosululloh saw. telah memberikan teladan bagi kita di berbagai aspek kehidupan, salah satunya adab duduk.
Anak-anak muslim penting untuk diajari bagaimana sikap yang baik ketika berhubungan dengan orang lain, termasuk kesopanan, tata karma, dan rasa saling menghormati. Terkadang orang lupa, karena merasa dirinya sudah benar lupa dengan yang lain. Menyepelekan yang lain. Hingga hilang rasa saling menghormati dan menjaga kesopanan terhadap sesama. Yang terjadi adalah perpecahan dan tidak adanya kerukunan, akibat hilangnya rasa kesopanan dan rasa saling menghormati.
Nabi Muhammad saw. Sosok yang mulia, dalam menjaga kesopanan beliau merupakan teladan bagi kita. Seperti contoh, meski nabi selalu di hina oleh orang tua yahudi  buta yang berada di pojok jalan dekat rumahnya. Nabi tetap memberinya makan dan menyuapinya dengan penuh kasih sayang, tanpa tahu orang tua yahudi buta itu, bahwa yang menyuapinya adalah Nabi. Sungguh mulia akhlak Nabi. Beliau sangat menghormati orang tua buta yahudi tersebut dan menjaga kesopanan, agar orang tersebut tetap nyaman ketika disuapi Nabi.
Hendaknya ketika berziarah atau berkunjung ke kuburan, kita jadikan sebagai pelajaran hidup atau perbaikan ruhani kita. Agar kita semakin ingat mati dan takut kepada Alloh. Banyak hikmah yang bisa kita ambil, diantaranya ingat pada kematian dan akhirot agar kita semakin siap dalam memersiapkan diri ketika ajal menjemput. Kebaiakan do’a yang kita kirimkan untuk keluarga yang di kubur  insyaAlloh akan kembali kepada kita. Apa yang sudah kita siapkan untuk bekal kita ketika ajal menjemput. Hanya amal kita yang menemani kita ketika mati. Kita jaga sikap dan adab kita ketika berada di kuburan. dengan mengikuti sunnah Nabi.

Hadis ini diriwayatkan oleh Im am Ahmad dalam kitab mukhtârul ahâdis, bab Huruf Lam, halaman 111, hadis nomor 15. Dalam kitab ittihaful khoirotil mahiroh, bab Kitabul Masajid, juz 2, halaman 513,hadis nomor 2007/3.

0 komentar :

Posting Komentar