Teuku Nyak Arif
Halo sahabat ASBAL, semoga kita semua tetap dalam
limpahan karunia rohmat Alloh. Untuk pahlawan kali ini merupakan
gurbernur pertama dari daerah Aceh loh, Periode 1945-1946. Teuku Nyak
Arif lahir di Ulèë Lheue, Kutaraja
(sekarang Banda Aceh) pada tanggal 17 Juli 1899. Anak ke-3 dari 5 bersaudara
ini merupakan anak dari pasangan Teuku Nyak Banta dan Cut Nyak Rayeuk. Sang
ayah Teuku
Nyak Banta merupakan Panglima Sagi 26 Mukim wilayah Aceh Besar.
Teuku Nyak Arif pernah bersekolah di Volksschool (Sekolah Rakyat) Kutaraja,
kemudia melanjutkan pendidikannya di Sekolah Raja Kweekschool di Bukit Tinggi, dan
juga bersekolah di Pamongpraja OSVIA di Serang Banten. Sekolah yang diadakan
oleh Belanda untuk anak-anak Raja dan Bangsawan dari seluruh Indonesia.
Di usia muda, Teuku Nyak Arif gemar sekali membaca. Belajar ilmu agama,
ilmu pengetahuan, politik dan pemerintahan. Ia terkenal sebagai pemuda yang tak
banyak bicara, namun pintar dalam hal berpidato. Di masa pergerakan nasional ia
sangat aktif di beberapa organisasi, diantaranya:
1.
Menjadi ketua National Indische Partij cabang
Kutaraja pada tahun 1919.
2.
Panglima Sagi 26 Mukim pada tahun 1920.
3.
Anggota Dewan Rakyat Volksraad pada tahun 1927 -1931.
4.
Pendiri dan anggota dari Fraksi Nasional di Dewan
Rakyat.
5.
Bersama Mr. Teuku Muhammad Hasan mendirikan
Perguruan Taman Siswa di Kutaraja pada tanggal 11 Juli 1937.
6.
Ikut memelopori berdirinya organisasi Atjehsche
Studiefonds (Dana Pelajar Aceh) yang bertujuan untuk membantu anak-anak Aceh
yang cerdas tetapi tidak mampu untuk sekolah.
7.
Mendirikan Atjeh Shu Sangi Kai (Dewan penasehat
Daerah Aceh) pada tanggal 17 November 1943.
8.
Menjadi Ketua Komite Nasional Indonesia (K.N.I)
daerah Aceh Pada tanggal 29 Agustus 1945.
Ketika berita proklamasi kemerdeka’an Indonesia terdengar Teuku Nyak Arif,
juga lewat telegram yang dikirim adionegoro dari Bukit Tinggi. Ia langsung
mengumpulkan para tokoh yang sudah menerima berita tersebut. dan mengucapkan
janji setia kepada Negara Republik Indonesia. dan dilakukanlah pengibaran Sang
Merah Putih pada tanggal 24 Agustus 1945 di depan Kantor Polisi Kepang (Kantor
Baperis sekarang).
Demi membiayai perjuangan yang semakin berat, maka Teuku Nyak Arif dan
istrinya menjual semua harta yang ia miliki, termasuk perhiasan sang istri. Demi kelancaran
perjuangan untuk mempertahankan tanah air Indonesia.
Teuku Nyak Arif meninggal pada tanggal 4 Mei 1946 di Takengon. Ia sempat
berpesan kepada keluarganya: "Jangan menaruh dendam, karena kepentingan
rakyat harus diletakkan di atas segala-galanya".
0 komentar :
Posting Komentar