Keraja’an Cang’an.
Pada
zaman dahulu ada sebuah keraja’an yang
mempunyai aturan anak raja tidak diperbolehkan keluar dari keraja’an sama
sekali, hingga menikah. Jika melanggar aturan tersebut, maka akan ada hukuman
tersendiri. Raja dan ratu dikaruniai dua
anak laki-laki pangeran Felix dan pangeran Billy serta satu anak perempuan
putri Bella. Ketika putri Bella berumur 17 tahun, sang Raja semakin memperketat
pengawasan hingga dipilihlah 12 kesatria dari berbagai wilayah kekuasaan
kerajaan. Dari 38 daerah terpilihlah 12 satria yang kuat dengan kemampuan
sesuai keahlian masing-masing. Semua kesatria menjaga setiap gerbang kerajaan
yang berjumlah sebelas gerbang. Dan kesatria ke-12 yang biasa dipanggil Arsya dipilih
untuk menjaga sang anak gadis, karena memiliki keahlian yang lumayan banyak di
samping memiliki kesabaran yang lebih dari pada yang lain.
Diusianya
yang sudah tua, sang raja dan ratu mulai tidak bisa berbuat banyak untuk
mengatur keraja’an dan menjaga sang anak. Hingga akhirnya, tampuk kepemimpinan
keraja’anpun di berikan kepada pangeran Felix putra pertama raja yang memiliki
sikap yang tegas, cerdas, namun egois. Pangeran Billy bisa mengerti sifat dari
kakaknya Felix, pangeran Billy lebih banyak diam, sabar, dan cerdas dalam ilmu
menejemen. Tapi tidak dengan putri Bella yang memiliki sikap acuh dan cerdik,
serta kepribadian yang kuat.
Ketika
putri Bella berumur 18 tahun sang putri mulai menyukai satria Arsya, saking
seringnya ditemani dan setiap jalan kemana selalu ditemani satria Arsya.
Satriapun memiliki rasa yang sama. Tak sempat menyampaikan perasaan mereka
berdua. Ayah dari raja Felix, pangeran Billy, putri Bella pun meninggal akibat
sakit yang dideritanya selama bertahun-tahun. Tujuh hari kemudian bunda Ratu
menyusul kepergian sang suami. Satu keraja’an bersedih akibat kematian sang
raja dan ratu yang sudah membangun keraja’an mulai dari awal berdiri hingga
kini.
Mendengar cerita dari kesatria penjaga gerbang
pertama yang biasa dipanggil Babas. Raja Felix pun marah besar dan memanggil satria
Arsya dan Putri Bella, akhirnya mereka mengakuinya dan satria Arsya dengan
jujur mengatakan ingin menikahi sang putri. Pangeran Billy hanya bisa
mengerenyutkan alisnya. Mendengar hal itu. Raja Felix marah besar, dengan tegas
mengatakan tidak setuju jika mereka berdua menikah. Putri Bella kecewa
mendengar hal itu. hingga jatuh sakit sang putri. Pangeran Billy membujuk raja
Felix untuk menyetujui pernikahan putri dengan kesatria Arsya. Pangeran Billy
tidak tega melihat sang adik sakit-sakitan. Akhirnya raja Felixpun menyetujui
pernikahan putri Bella dengan kesatria, tapi dengan syarat mereka harus hidup
dipulau Madukara yang tidak ada penduduknya sama sekali dan terpencil.
Perjanjian disepakati, namun dengan berat hati raja Felix harus melepas Adik
perempuan satu-satunya.
Di
pulau Madukara hidup banyak hewan besar bertanduk, dan hutannya sangat lebat
dengan berbagai burung yang eksotis yang bertanduk. Putri Bella dan satria
Arsya dikaruniai 12 anak 6 putra dan 6 putri, semua miliki keahlian yang
berbeda-beda. Sesuai dengan gurunya yakni 12 kesatria kerajaan. Termasuk
kesatria Arsya. Tapi identitas para kesatria dan putri Bella di sembunyikan,
para anak tidak di beritahukan bahwa mereka keluarga keraja’an. 12 anak
tersebut memiliki kemampuan dan kecerdasan dalam hal bela diri. anak pertama putra
dengan nama Edly dengan kemampuan selain bela diri ia juga pintar memasak, juga
ahli di menejemen, anak ke-2 putri bernama Amyca bisa berkomunikasi dengan
hewan juga pemanah handal, ke-3 putra bernama Arman selain pandai bermain
pedang, ia dikaruniai suara yang indah, anak ke-4 putri bernama Aifah menguasai
hampir banyak ilmu pengobatan terutama pengetahuannya akan faedah tanaman
herbal, ke-5 putra bernama Ardi meski tubuhnya paling kecil diantara saudaranya
yang lain, ia sangat lincah dan pandai memanah serta cerdik dalam berkata-kata
seperti tokoh dalam cerita fabel “si Kancil”, ke-6 putri dengan nama Azula
jagonya kunfgu dan mengetahui titik lemah serta saraf-saraf pada manusia ahli
di pengobatan akupuntur,anak ke-7 putra
dengan nama Aidin pandai seni bela diri tongkat dan pedang, anak ke 8 dan 9
putri dengan nama Ahca dan Azya keduanya pandai bermain musik, ciri khas dari
mereka berdua ini seni bela diri dengan alat kipas dan pisau-pisau kecil, anak
ke 10 putra biasa di panggil Ricki tinjunya yang kuat mampu membuat pohon
kelapa tumbang hanya dengan beberapa tinjuan, dan seni melukisnya sungguh
sangat indah dan menawan, anak ke-11 bernama Yusuf bela diri jurus dewa
mabuknya serta perenang dan pelari yang handal membuatnya bisa cepat di air dan
di darat, anak terakhir yakni nomor ke-12 bernama Abus dengan badan paling
gemuk, tinggi, dan kekar memiliki daya tahan tubuh yang lebih kuat dari pada
yang lain, ia bisa mengangkat dua kali beban dari dirinya.
Tak
terasa sudah dua puluh tahun lebih putri Bella dan Satria Arsya hidup di pulau
Madukara, anak-anak mereka juga sudah besar. Ketika satria pertama Babas
berkunjung ke tempat Bella dan Arsya, ia bercerita bahwa keraja’an sedang dalam
kondisi yang tepuruk. Keraja’an diserang. Terjadi perang yang sangat hebat.
Beberapa satria terbunuh yang tersisa tinggal ia ,Aenal, Lintar, Ali, dan Adi.
pangeran Billy terbunuh karena melindungi raja Felix, dan Raja Felix sekarang
sakit parah. Babas berharap Arsay dan
Putri Bella serta anak-anaknya bisa membatu keraja’an. Karena Babas melihat
perkembangan para anak Arsya sangat hebat, kemampuan mereka melebihi para
kesatria. Beberapa hari keraja’an akan di serang kembali oleh pasukan raja Zabu
Slamth.
Mendengar
cerita dari Babas, Arsay dan putri Bella menyetujuinya meski berat hati harus
kembali ke keraja’an mengingat masa lalu yang telah dibuang raja Felix. Namun
putri Bella dan satria Arsya tidak tega, jika kerajan di serang seperti itu.
segera Arsya dan Bella mengumpulkan semua putra dan putrinya. Mereka di beri
tahu, bahwa keraja’an dulu tempat lahir ayah dan ibunya sekarang sedang dalam
kondisi terpuruk. Dan kita akan membantu untuk berperang di keraja’an tersebut.
Anak-anaknya pun tanpa berpikir panjang siap untuk berperang. Namun Babas bercerita
tidak ada kapal untuk kita menyebrang. Semua kapal kerajaan sudah hancur. Amyca
anak ke-2 pun mengusulkan, ia bisa minta tolong kepada para paus san
lumba-lumba di pantai untuk membantu menyebrang. Dan ada pegasus serta garuda
yang bisa membantu untuk berperang lewat udara nantinya. Pangeran Babaspun langsung mengajak untuk
berangkat kekeraja’an ketika itu juga.
Sampai
di keraja’an putri Bella dan Satria Arsya serta anak-anaknya beristirahat di
tempat Babas di tengah kota keraja’an. Satu kilometer dari istana keraja’an.
Ketika satria Arsya berjalan-jalan melihata beberapa sisi keraja’an. Mereka
prihatin. Karena banyak yang sudah hancur, gerbang keraja’an. Rumah-rumah,
menara, dan beberapa bangunan peninggalan ayah dari putri Bella. Tak seorangpun
mengetahui bahwa putri Bella dan satria Arsya berada di keraja’an. Karena Raja
Felix sakit parah, maka kekuasa’an keraja’an semantara di percayakan kepada
satria Babas.
Ke’esokan
harinya, satria Babas dan beberapa satria lainnya dan putri Bella dan satria Arsya
serta ke-12 anaknya, dan tujuh panglima pasukan dikumpulkan untuk membahas
strategi peperangan. Di sini putra pertama Edly mulai menunjukkan kemampuannya
dalam mengatur strategi peperangan. Pasukan berkuda, pemanah, pertahanan, medis
dan penyerang mulai dibagi pos dan waktu untuk tugas masing-masing. Juga ke-11
saudaranya diberikan tugas masing-masing sesuai keahlian dan kemampuan
mereka. Mereka saling berpendapat, dan
akhirnya selesai sudah rundingan tersebut. Dang mengerti tugasnya
masing-masing.
Tibalah
waktu peperangan. Semua sudah siap diposisinya masing-masing. Para kesatria
berada di posisi paling depan. Ada kesatria Babas, Aenal, Lintar, Ali, dan Adi.
Pasukan berkuda dan penyerang berada di
deretan paling depan dengan di dampingi pasukan medis, serta pasukan pertahanan
di tengah dengan pasukan medis dan di belakang pasukan pemanah juga di dampingi
psukan medis. Putri Bella masuk dalam pasukan medis di pasukan pemanah. Trompet
peprangan dibunyikan. Para kesatria, panglima, dan pasukan pun siap. Peperangan
hebatpun terjadi. Banyak pasukan penyerang yang tewas, tapi pasukan lawan lebih
banyak yang terbunuh. Para kesatria tewas terbunuh, hanya kesatria Arsya yang
bisa bertahan.
Akhirnya
peperangan dimenangkan Keraja’an Cang’an. Pasukan Raja Zabu Slamth banyak yang
terbunuh. Raja Zabu Slamthpun tewas terbunuh. Berita kemenangan ini disampaikan
langsung oleh satria Arsya ke raja Felix. Raja Felix kaget, karena yang
menghadap kepadanya adalah satria Arsya. Satria Arsyapun menceritakan
kronologinya. Mulai dari satria Babas yang memberitahunya hingga peperangan
berakhir. Sang raja Felixpun mengetahui semuanya. Hingga akhirnya tahta
keraja’an diberikan kepada satria Arsya dan putri Bella. Karena raja Felix
merasa sudah tidak mampu untuk memimpin keraja’an. Satria Arsya diangkat
sebagai Raja Keraja’an Cang’an dan putri Bella sebagai ratunya. Ke-12
anaknyapun di beritahu sebenarnya mereka itu siapa. Dan mereka menjadi pangeran
putri keraja’an sejak waktu itu. keraja’an Cang’an menjadi keraja’an terkuat di
antara keraja’an-keraja’an disekitarnya.
0 komentar :
Posting Komentar