Kamis, 29 September 2016

Manusia Berakhlak, Manusia Berilmu



Manusia Berakhlak, Manusia Berilmu
لَيْسَ مِنْ أَخْلاَقِ الْمُؤْمِنِ التَّمَلُّقُ وَلَا الْحَسْدُ, إِلَّا فِيْ طَلَبِ الْعِلْمِ (رواه البيهقى عن معاذ)
Sikap menjilat dan iri hati bukanlah akhlak seorang mukmin, kecuali dalam mencari ilmu
(Hr. Imam Baihaqi dari Sahabat Mu’adz )
Pemahaman Hadis
Akhlâqi artinya akhlak, sesuatu yang mendasar pada diri seseorang.  Akhlak sangat berpengaruh dalam segala hal. Firman Alloh Subhanahu wa ta’ala :
إِنَّا أَخْلَصْنَاهُم بِخَالِصَةٍ ذِكْرَى الدَّارِ
Sesungguhnya Kami telah menyucikan mereka dengan (menganugerahkan) akhlak yang tinggi yaitu selalu mengingatkan (manusia) kepada negeri akhirot.(Qs. Shôd [38]: 46 ).
Dengan akhlak yang mulia akan menjadikan seseorang semakin rendah hati karena yang teringat hanyalah kematian yang sewaktu-waktu akan menjemput kapan saja dan di mana saja.
Attamalluqu artinya penjilat, atau bisa juga diartikan orang yang bermuka dua. Rosululloh tidak suka dengan orang yang memiliki budaya menjilat karena lebih dekat dengan munafik. Seorang penjilat tidak sadar bahwa ia juga membohongi dirinya. Apa yang ia ucapkan atau lakukan, tidak sesuai dengan isi hatinya. Apapun rela ia lakukan, meski secara berlebihan demi mendapatkan pengakuan dan perhatian dari orang yang dijilatnya. Dalam untaian hikmah sahabat Ali bin Abi Tholib kw. di kitab Najhul Balaghoh, ia berpesan “Memuji lebih dari yang seharusnya adalah penjilatan”. Semua yang berlebihan pastinya tidak baik. Karena Alloh sendiri menyiptakan segala sesuatu dengan adil dan bijaksana. Semua terukur, seimbang dan saling berhubungan.
Hasadu artinya iri. Sikap tidak senang ketika orang lain mendapat kesenangan, dan lebih suka orang lain menderita. Diterangkan dalam qur’an yang berarti “Dan janganlah kamu iri hati terhadap apa yg dikaruniakan Alloh kepada sebagian kamu lebih banyak dari sebagian lain. Karena bagi laki-laki ada bagian dari apa yang mereka usahakan, dan bagi para perempuanpun ada bagian dari apa yang mereka usahakan” (Qs. an-Nisa’ [4]: 32). Sikap iri sangat berbahaya karena bisa menghapus segala amal baik yang dilakukan. Meski ibadah sehari semalam dilakukan, tetapi hati masih memendam rasa iri dan dengki, sia-sialah ibadah tersebut. Orang yang iri tak akan tenang hidupnya. Hatinya sakit, dan rawan terjadi penyakit lahir maupun batin.

Tholabil’ilmi artinya mencari ilmu. Mukmin berakhlak merupakan orang yang mencari ilmu atau berilmu. Sesuai dengan wahyu pertama yang diterima Nabi saw. berupa iqro’ “bacalah”. Dengan ilmu pengetahuan memahami qur’an dan hadis akan semakin banyak hikmah-hikmah yang di peroleh. Menuntut ilmu diwajibkan bagi setiap individu dari yang muda hingga tua, laki-laki maupun perempuan. Banyak membaca banyak pengetahuan. Sehingga ketika bertindak berdasarkan ilmu, bukan sembarangan atau tanpa dasar. Ahli ilmu lebih ditakuti setan daripada ahli ibadah. Derajatnya  pun berbeda, ahli ilmu lebih tinggi daripada ahli ibadah. Ketika setan mencoba mengganggu, ahli ilmu mengetahuinya, dengan ilmu yang ia miliki menunjukkan ke jalan yang benar. Sedangkan ahli ibadah, ia beribadah tapi tidak tau maksud tujuannya .
Risalah Luthfiah
Orang terkadang lupa, demi mendapat perhatian dari sang bos. Ia selalu mencari muka dan terlihat giat bekerja ketika ada bos di dekatnya. Tapi ketika tidak ada, yang ia lakukan malah malas-malasan. Dan selalu membuat laporan tidak jelas bahkan terkadang memfitnah teman kerja hingga terkesan jelek di mata bos. Padahal Islam mengajarakan untuk selalu jujur, ikhlas, dan lillahita’ala dalam segala hal baik berbicara atau berbuat. Dengan ilmu yang mumpuni serta keterampilan dan pengalaman dalam bekerja, akan membuat seseorang semakin berkualitas. Mudah dalam dunia kerja dan hidup bermasyarakat.
Ketika teman mendapat rezeki berupa bonus gajian, bukan ikut senang malah merasa benci dan marah, karena bukan dia yang mendapatkannya. Hingga muncul fikiran-fikiran negatif berupa ingin menyingkirkan. Akibat sifat iri dan dengki sangat berbahaya. Tak pernah ada rasa puas, tenang dan damai dalam hatinya. Karena melihat yang di sekitarnya lebih unggul darinya. Dengan segala ilmu yang dimiliki membuatnya semakin rendah hati. Tidak memandang satu hal dari satu sudut pandang. Hatinya lembut, bisa menerima segala takdir yang terjadi, merasa senang ketika orang lain senang. Memahami segala sesuatu itu serba baik. Karena mengerti, bahwa semua adalah karunia Alloh.
Perubahan Perilaku
1.      Senantiasa ikhlas dalam segala hal
2.      Hobi membaca agar ilmu yang dimiliki semakin luas, luwes, dan mendalam
3.      Terima dengan segenap takdir Alloh
*      Hadis ini diriwayatkan oleh Imam Baihaqi dengan sanad Mu’adz. Terdapat dalam Kitab Jam’al Ahadis, Bab Musnad Ali Bin Abi Tholib, Juz XXXII, Hal. 66. Kitab Kanzul ‘Umal Fi Sunani Aqwal Wal Af’al, Bab Faslu Tsani : Fil Akhlaqi Wal Af’âli, Juz III, Hal. 455. Kitab Kanzul ‘Umal Fi Sunani Aqwal Wal Af’al, Bab Fi Fadllihi Wa Tahridli ‘Alaihi, Juz X, Hal. 256.

0 komentar :

Posting Komentar