Jumat, 16 September 2016

3 Doa Mustajabah



3 Doa Mustajabah
عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ قَالَ: قَالَ رَسُوْلُ اللهِ صلي الله عليه وسلم : ثَلَاثُ دَعْوَاتٍ مُسْتَجَابَاتٌ لَا شَكَّ فِيْهِنَّ: دَعْوَاةُ الْمَظْلُمِ, دَعْوَاةُ الْمُسَافِرِ, دَعْوَاةُ وَالِدِ عَلَى وَالَدِهِ

Dari Abu Huroiroh ra., ia berkata: “Rosululloh saw. bersabda: “ada tiga macam doa yang  tidak diragukan lagi keampuhannya, yaitu doanya orang yang teraniya, orang yang sedang dalam bepergian, dan orang tua terhadap anaknya.”
Pemahaman hadis
Tsalâsah da’wâti artinya, tiga doa. Mustajâbâtun artinya terkabulkan, maksudnya tiga doa tersebut dijamin akan dikabulkan oleh Alloh. Lâ Syakka artinya tidak ada keraguan, bahwa Alloh menjamin dengan pasti akan terkabulnya doa tersebut. Tiga doa tersebut adalah doa orang yang teraniaya. Doa orang yang berada dalam perjalanan. Kata safaro, -akar kata dari musafir- artinya perjalanan yang jauh. Berbeda dengan kata dahaba yang bermakna pergi ke tempat yang dekat. Yang terakhir, do’a orang tua kepada anaknya. Seperti yang disabdakan oleh Rosululloh pada hadis lain, Du’aul walidi ‘ala waladihi ka du’ain nabi ‘ala ummatihi. Doa orang tua kepada anaknya seperti doa nabi kepada umatnya.

Risalah luthfiah
Dalam hadis di atas, Rosululloh menjelaskan bahwa ada tiga macam doa yang tidak diragukan lagi keampuhannya. Dalam islam sendiri, berdoa ada waktu-waktu dan kondisi-kondisi yang mustajabah. Jadi waktu itu merupakan waktu yang tepat dan layak untuk dikabulkan bagi seorang hamba. Di waktu itulah seorang hamba merasa dekat dengan Robbnya. Merasa tak mampu, tak berdaya dan merasa rendah di hadapan Alloh. Hanya Alloh yang bisa menolongnya.
Dengan memaksimalkan diri dan bersungguh-sungguh kita berharap semoga doa kita terkabul pada ketiga waktu tersebut. Karena di tiga waktu tersebut memiliki energi yang luar biasa. Ketika seorang hamba sudah iyyaka na’budu wa iyyaka nasta’in. Maka hanya Alloh tempat ia mengabdi dan meminta pertolongan. Dari pernyataan tersebut kita sebagai hamba pastinya hanya menggantungkan segala sesuatunya hanya kepada Alloh. Dan Alloh pun akan memberi jalan kepada hambanya yang bersungguh-sungguh. Tiga doa itu adalah doa seseorang yang teraniaya, doa ketika seseorang bepergian, dan doa orang tua kepada anaknya.
Yang pertama adalah doa ketika seseorang yang teraniaya. Orang yang teraniaya doanya mustajabah, tidak diragukan lagi keampuhannya. Karena ketika seorang hamba teraniaya pada waktu itulah ia merasa tak bisa melakukaan apapun, dia merasa lemah, hanya bisa berharap kepada Alloh. Disamping itu juga ada pendapat yang menyampaikan bahwa ketika seseorang teraniaya ia mencapai puncak emosinya. Sebab emosi yang memuncak tersebut Energi yang ada pada dirinya dapat meningkat sangat tinggi. Dan jika ia gunakan untuk melakukan ataupun meminta dan berfikir tentang sesuatu, maka kemungkinan besar apa yang menjadi keinginannya bisa terjadi atau tercapai. Karena semakin besar daya, energi atau kekuatan yang digunakan maka hasil yang ingin didapat akan semakin cepat tercapai. Jadi ketika seseorang teraniaya rasa butuh kepada Alloh akan semakin besar, bahwa ia hanya biasa merendahkan diri di hadapan Alloh.
Yang kedua adalah doa orang yang sedang bepergian. Ketika seseorang bepergian banyak yang dikorbankan, diantaranya waktu, tenaga, keluarga, dan pekerjaan. Orang yang bepergian itu terkurangi waktunya maka Allohpun memberi kekhususan bagi orang yang bepergian diantaranya doanya mustajabah ampuh tak diragukan. Sholatnya bisa dijama’ dan qosor. Pastinya bepergian ini untuk niat yang baik dan lillahi ta’ala. Seperti mencari ilmu dan bekerja untuk menafkahi keluarga. Missalnya, ketika orang sudah niat mencari ilmu dan itu di luar kota atau bahkan luar pulau.
Doa yang terakhir adalah doa orang tua kepada anak. Betapa dahsyat energi rasa kasih sayang orang tua kepada anaknya. Tidak ada yang bisa menandigninya. Bahkan banyak dari orang tua rela menukarkan nyawanya demi sang anak. Mulai dari mengandung, melahirkan, hingga merawat sampai besar. Segalanya diberikan untuk anaknya agar anaknya merasa senang. Mereka rela tak makan, lebih mementingkan anaknya agar biasa makan. Mendidiknya dengan sabar dan tulus penuh kasih sayang.
Hubungan anak dan orang tua sangat penting. Orang jawa bilang wong tuwo iku pengeran seng ketok. Jadi orang tua itu Tuhan yang bisa dilihat. Karena ridlonya Alloh itu juga ridlonya orang tua. Maka doa orang tua untuk anaknya sangat ampuh tak tertandingi. Kita sebagai anak harus selalu menjaga hati orang tua kita. Jangan samapai orang tua kita kecewa atau marah. Karena itu akan sangat berdampak bagi kehidupan kita selanjutnya. Naudzubillah.

0 komentar :

Posting Komentar